Tuhan Bukan Hanya Milik Agama Tertentu
Table of Contents
Suatu
hari ada yang bertanya dengan saya, begini “Kenapa Allah mengabulkan doa-doa
orang selain muslim, dengan membaca kitab orang bisa disembuhkan dari berbagai
macam penyakit.”
Kita
tidak asing lagi dengan salah satu acara televisi yang mengekspose penyembuhan
orang yang sakit dengan membacakan puji-pujian untuk Tuhan. Dan itu pun
berhasil disembuhkan atas izin Allah swt.
Klaim
kebenaran memang selalu ada di dalam tiap agama, dengan ajaran dan ketentuan
yang telah diimani. Orang muslim percaya bahwa pertolongan Allah akan
didapatkan dengan Islam, umat Kristen percaya bahwa hanya lewat Jesus manusia
akan selamat, begitu seterusnya dengan yang lain.
Namun,
justeru dengan klaim-klaim kebenaran yang seperti demikianlah, masing-masing
pemeluk agama mempunyai sikap yang sensitif terhadap agama yang lain, sehingga
mungkin menimbulkan permusuhan dan perselisihan.
Dalam
perspektif Islam, tidak dibenarkan untuk membatasi sifat-sifat Allah, sebab
Allah sendiri adalah dzat yang tidak terbatas, logika manusia tidak akan
mencapai pada tingkatan tersebut, justeru akan menjerumuskan pada lubang syirik
bila manusia membatas-batasi sifat Allah. Kebenaran yang diperoleh manusia
tidak mutlak sebagai kebenaran, yang ada hanyalah mendekati benar, atau hampir
benar, dan mungkin benar. Kebenaran yang mutlak hanya milik Allah swt.
Pertanyaan
di atas merupakan tindakan membatas-batasi sifat kasih sayang Allah. Ia menganggap
bahwa yang berhak dikabulkan doanya adalah orang muslim. Sebenarnya yang ingin
diungkapkan adalah “seharusnya Allah tidak mengabulkan permintaan mereka.” Namun
itu dikemas dengan bahasa pertanyaan.
Allah
berfirman dalam QS. Al-a’raf: 156 “Rahmatku luas atas segala sesuatu” (Wa
rahmati wasi’at kulla syain). Hal ini menunjukkan bahwa rahmat Allah tidak
terbatas, bahkan membentang kepada setiap makhluk, tidak peduli
golongan-golongan, bahkan hewan dan tumbuhan pun berhak mendapatkan rahmat
Allah swt.
Kita
pun tidak boleh mengira bahwa Allah mengabulkan doa-doa kita, sebab doa yang
kita panjatkan, sebab Allah tidak bergantung atas doa-doa kita, Allah berdiri
dengan dzatnya sendiri (qiyamuhu binafsihi). Allah mengabulkan doa-doa
kita, semata-mata adalah rahmatnya, bukan sebab doa-doa kita. Pondasi Islam
adalah Tauhid, jadi jangan kita merusaknya dengan pemikiran-pemikiran yang
sempit yang justeru “meniadakan” Allah atas segala kejadian.
Kebenaran
hanya milik Allah, manusia hanya mencari kebenaran itu.
Post a Comment