Masih Sama

Table of Contents


Masih sama, langit kadang mendung menggelapkan cahaya, menguntit arakan awan, menuruni bersama angin lalu luruh bersama debu menjadi tanah. Rindu telah jatuh sampai luluh seperti hujan. Pikiran-pikiran saling beradu, berlarian menuju garis finish yang tak pernah ada, sebagaimana angka tigabelas dalam arloji.

Napas tergesa menderu-deru tanpa pernah meminta istirahat, namun cinta akan selalu selamat oleh dirinya sendiri dari goda dan dosa, hingga berbunga menjadi doa. Kita. Tak pernah mau berhenti mengarungi kemungkinan kegelapan di masa yang akan datang, jauh sesudah hari ini, kita hanya bisa berangan dan berprasangka kemudian berprasangka lagi. Ternyata, hidup tak selalu sebagaimana yang diharapkan semua orang, atau kita sendiri.

Namun percayalah, sedang tuhan tetap ada, bahkan memeluk di tiap huruf-huruf kecil ini.

Cinta akan membenarkan sekaligus membenahi segalanya -meski salah dan sedih selalu datang berulang, hingga masing-masing di balik pintu tak ada apapun selain bunga-bunga yang kita rangkai di hari yang telah lama terlewati, ia tak pernah busuk dikepung kemunafikan dan kedengkian.
Qowim Musthofa
Qowim Musthofa Blogger yang tinggal di Bantul. Mengajar di Institut Ilmu al-Qur'an (IIQ) An-Nur Yogyakarta. Terima kasih telah berkunjung. Korespondensi melalui surel: janurmusthofa@gmail.com