Kucing Menyusui Syahraini Kamilaini

Table of Contents
Kucing saya, Hayun namanya dua bulan yang lalu, tepatnya 19 Juli 2017 melahirkan tiga anak kucing yang dihasilkan dari hubungan gelap alias tanpa restu saya. 
Entah saya tidak tahu bagaimana kronologinya, tahunya ketika ia sudah mulai malas-malasan dan banyak makannya. Tanpa saya bawa ke dokter kandungan dan belikan tespek, saya yakin haqqul yakin kalau dia sudah hamil. 
Saya tidak marah-marah sama dia, karena tahu diri bahwa dia juga punya perasaan untuk jatuh cinta dan beranak pinak.

Walhasil, tinggal dua anak yang bisa diselamatkan. Saya beri nama mereka Uyin dan Uyun, dilihat secara kasat mata jenis kelamin mereka berdua betina, tapi menurut teman saya biasanya bisa dipastikan kalau sudah berumur 5-6 bulan.
Bulan ini, umur mereka tepat dua bulan, menurut beberapa sumber mengatakan kalau kucing menyusui itu dalam rentan waktu dua bulan saja sudah cukup. Namun, Hayun saya perhatikan masih saja menyusui kedua anakanya itu, Uyin dan Uyun. 
Saya khawatir kalau mereka berdua nanti sulit lepas dari ibunya, mengingat beberapa teman ada yang mau mengadopsi mereka berdua. Kasih ibu memang tanpa akhir.
Jadi, ijtihad saya yakni mulai memisah mereka dari Ibunya, dengan cara mengandangi (aslinya kandang, berimbuhan meng- berarti meletakkan mereka ke dalam kandang), berhubung kandang cuma satu, jadi gantian, hari ini Uyin, Uyun yang di luar, begitu selanjutnya. 
Hal ini dikarenakan mereka berdua kutu-nya naudzubillah banyak. Sampai bagi merek tiada hari tanpa garuk-garuk. Jadi, saya ndak tega melihat mereka berdua yang sepertinya terlalu khusyuk dalam menggaruk dan mengakibatkan beberapa bagian kulitnya ada yang lecet. 
Saya kasih mereka berdua secara bergantian obat tetes kutu yang diteteskan  tepat di bagian tengkuknya, biar mereka ndak bisa jilat.
Mertua saya pernah komentar “biasane wong seneng kucing kui ngalahke bojone.” Saya jawab aja “Lha kucing aja saya rumati begini kok, Bu. Apalagi anaknya Ibu.” Tsaaaaahhh…
Tak hanya mereka berdua, Hayun pun saya kasih obat tetes itu. Karena saya pikir ibunya pasti ketularan, atau jangan Uyun dan Uyin ketularan Hayun. O, tidak. Hayun saya pastikan tanpa kutu, sebab perawatannya luar biasa, mulai pedikiyur menikiyur dan lain seterusnya. 
Etapi, jangan-jangan ayahnya Uyun dan Uyin yang kutuan, jadi pas sedang nikmat-nikmatnya gitu kutunya pindah ke Hayun, terus Hayun punya anak, terus pindah ke anak-anaknya. Kayaknya begitu ya…
Duh malah mitnah-mitnah seenaknya sendiri…
Pokoknya yang penting Hayun dan kedua anaknya sudah mulai melakukan proses menghilangkan kutu, semoga berhasil. 
Dan oleh karenanya sudah berusaha saya pisahkan Uyun dan Uyin dari ibunya biar ndak netek terus. Padahal mereka kan sudah besar-besar, saya kasihan nanti mereka dibully sama tetangga sebelah, sudah besar kok masih aja netek. Hahaha
Ijtihad saya ini juga bukan tanpa dalil lho ya. Saya istinbath pake metode qiyas/analogi. Di dalam Quran ada ayat yang menjelaskan bahwa secara sempurna menyusui itu waktunya dua tahun. Ayatnya haulaini kamilain li man arada an yutimma ar-radla’ah. 
Nah itu manusia, saya kira kucing tinggal dikurangi saja jadi dua bulan, jadi perbandingannya 1 bulan kucing sama dengan satu tahunnya manusia. Kok bisa?. Ya bisa lah, kan pake A. kalau pake U jadi Bisu.
Weeeeekkkk…
Qowim Musthofa
Qowim Musthofa Blogger yang tinggal di Bantul. Mengajar di Institut Ilmu al-Qur'an (IIQ) An-Nur Yogyakarta. Terima kasih telah berkunjung. Korespondensi melalui surel: janurmusthofa@gmail.com

Post a Comment