Beruntunglah orang-orang yang sedang Sibuk

Table of Contents

Dan apabila engkau telah selesai dengan suatu urusan, maka beralihlah (dengan urusan/kesibukan yang lain). Al-Insyirah: 7
Kita tentunya pernah sekali duakali atau malah seringkali merasakan kejenuhan dalam menjalani kehidupan ini, mulai dari urusan pekerjaan, pertemanan, sosial masyarakat dan keluarga, sehingga hal itu mempengaruhi cara bekerja tubuh kita, seperti pikiran penuh lalu malas ngapa-ngapain. 

Saya sering seperti itu, biasanya hanya persoalan kecil tapi justru berpengaruh besar dalam pola hidup kita.

Jika demikian, saya seringkali ingat ayat di atas. Faidza faraghta fanshab. Tulisan ini tidak bisa dikatakan sebagai tafsir, sebab perangkat ilmu tafsir tidak saya gunakan secara keseluruhan, saya hanya menulis tentang subjektifitas pemaknaan ayat tersebut di dalam pikiran saya. 

Hal yang perlu diingat adalah, bahwa surat alam nasyrah ini turun ketika Nabi Muhammad sedang dirundung duka oleh wafatnya Sayyidah Khadijah.

Melalui ayat di atas, Alquran meniscayakan kita agar jangan sampai nganggur atau tidak berbuat apa-apa. Sebab sering kali ketika kita tidak sibuk alias nganggur, pikiran kita akan terbang menuju lamunan-lamunan yang sia-sia. 

Mengharapkan ini itu, ingin ini ingin itu banyak sekali. Bahasa arabnya adalah Thulul Amal; panjang angan-angan.

Ketika kita sedang dirundung duka, galau, malas, dan lain sebagainya. Yakin saja bahwa seburuk-buruk penderitaan kita pasti lebih banyak nikmat yang kita dapatkan. 

Jadi santai saja. Lakukankah hal-hal yang paling sederhana, membersihkan rak buku, lemari baju, ngelus-ngelus hewan peliharaan, mencabuti rumput liar, mencuci baju, nyetrika, atau berangkat dari kamar lalu dolan ke tempat teman.

Terkadang dengan melakukan hal-hal yang paling sederhana, mood kita atau sikap kita menjadi lebih hidup. Sebab pikiran kita tidak lagi kosong dengan panjang angan tadi, pikiran kita telah beralih pada sesuatu yang baru, sesuatu yang menyenangkan.

Percayalah. Selagi kita masih bisa lepas kaos, berkeringat, dan kibas-kibas, maka sesungguhnya hidup kita masih baik-baik saja. Tak perlu ada yang dikhawatirkan.
Qowim Musthofa
Qowim Musthofa Blogger yang tinggal di Bantul. Mengajar di Institut Ilmu al-Qur'an (IIQ) An-Nur Yogyakarta. Terima kasih telah berkunjung. Korespondensi melalui surel: janurmusthofa@gmail.com