Nasrudin Hoja; Semua Orang Memilih Apa Yang Belum Dimilikinya

Table of Contents
Kisah Nasrudin Hoja memang selalu segar untuk diulang-ulang, sebab menuangkan gagasan dalam bentuk cerita merupakan hal yang mudah untuk dipahami.

Alkisah, pada suatu hari Nasrudin berbincang-bincang dengan hakim kota. Hakim kota, seperti umumnya cendekiawan masa itu, sering berpikir hanya dari satu sisi saja. Hakim memulai tebak-tebakan yang menjebak.

“Seandainya saja, setiap orang mau mematuhi hukum dan etika, …”

Nasruddin menukas, “Bukan manusia yang harus mematuhi hukum, tetapi justru hukum lah yang harus disesuaikan dengan kemanusiaan.”

Hakim mencoba bertaktik, “Tapi coba kita lihat cendekiawan seperti Tuan. Kalau Anda memiliki pilihan: kekayaan atau kebijaksanaan, mana yang akan dipilih?”

Nasruddin menjawab seketika, “Tentu, saya memilih kekayaan.”

Hakim membalas dengan sinis, “Memalukan. Tuan adalah cendekiawan yang diakui masyarakat. Dan Tuan memilih kekayaan daripada kebijaksanaan?.”

Nasrudin balik bertanya, “Kalau pilihan Tuan sendiri?”

Hakim menjawab tegas, “Tentu, saya memilih kebijaksanaan.”

Dan Nasruddin menutup, “Terbukti, semua orang memilih untuk memperoleh apa yang belum dimilikinya.”

Hakim melongo tidak bisa menimpalinya. 


Qowim Musthofa
Qowim Musthofa Blogger yang tinggal di Bantul. Mengajar di Institut Ilmu al-Qur'an (IIQ) An-Nur Yogyakarta. Terima kasih telah berkunjung. Korespondensi melalui surel: janurmusthofa@gmail.com

Post a Comment