Umi Wahida: Janda Yang Menghidupi 15.000 Santri

Table of Contents

Wanita cantik ini kerap dipanggil Umi Wahida istri dari al-Habib Saggaf bin Mahdi Bin Syekh bin Abu Bakar bin Salim Parung Bogor Allah yarhamuh yang wafat pada Jumat, 12 November 2010.

Ketika menikah, usia Habib Saggaf sudah lebih dari 50 tahun.  

Keutamaan Umi Wahida ini, beliau bermimpi bertemu Rasulullah SAW pada umur 21 tahun, ia berkata:
"Saya bermimpi bertemu Rasul bukan karena ibadah saya yg rajin, bukan karena sholat tahajjud tiap malam, bukan karena sering puasa melainkan karena patuh & taat pada suami saya."
Waktu itu beliau merasa di Indonesia hanya seperti pembantu, menemani dakwah sang habib ke daerah sekitar bogor kalo di rumah hanya mengerjakan pekerjaan rumah saja, ya nyuci baju, masak, nyuci piring 

Suatu hari beliau sempet mengeluh dan  hendak kabur balik ke Singapore negara beliau berasal, sehabis nyuci beliau masuk kamar dan menyusui anak ke 3 nya habib Muhammad kecil namun beliau ketiduran, dalam tidurnya beliau bermimpi melihat Rasulullah SAW yg membelah roti maryam & memberikan kepada Umi Wahida yg tertegun tanpa bicara melihat Rasulullah.

Kemudian Rasulullah memakan roti tersebut, setelah selesai makan Rasulullah menaikkan jubahnya mengusapkan tangannya. 

Sejurus kemudian Umi teringat kepada suaminya yg setiap habis makan beliau juga menyingsingkan jubahnya & melakukan hal yg sama seperti Rasulullah, dimana setiap habib melakukan seperti itu beliau selalu berkata dalam hati kepada habib mengatakan "jorok" lalu Rasulullah pergi seketika Umi bangun & Habib masuk kamar menanyakan, "ada apa.?"

Umi menjawab saya baru bermimpi bertemu Rasulullah & sang habib pun membenarkan bahwasanya itu memang Rasulullah SAW.

Rahasia kecantikan beliau katanya "saya itu malah sering ke sawah & jarang ke salon"

Pesan beliau kepada istri-istri jaman sekarang: 
Patuhlah kepada suamimu, carilah ridhanya jangan buat suamimu marah, ijinlah kepada suamimu ketika hendak keluar rumah, berdandanlah untuk suamimu jangan berdandan untuk orang lain kebanyakan jaman sekarang justru terbalik.
Janda mulia ini adalah Seorang yang berpindah kewarganegaraan dari Singapura yang serba makmur ke pelosok Parung, Bogor.

Demi mengelola Pesantren dan menggratiskan pendidikan serta biaya hidup 15.000 santri, setiap hari ia mesti berpikir keras untuk menyediakan 7 ton beras serta kebutuhan lainnya. Hal ini karena wasiat dari Habib Saggaf sebelum wafat bahwa "Pondok Pesantren Nurul Iman ini harus gratis sampai hari kiamat."

Cita-citanya mulia, ingin menjadikan Yayasan Al Ashriyyah Nurul Iman Islamic Boarding School yang dikelolanya itu sebagai moda pendidikan Gratis dan berkualitas. Agar menjadi contoh bagi siapapun termasuk pemerintah kita.

Ini terbukti dengan beragam prestasi Internasional yang berhasil diraih santri-santrinya. Kehebatannya kian nampak manakala ditinggal wafat sang suami, al-Habib Saggaf bin Mahdi bin Syekh Abu Bakar bin Salim 2 tahun silam. Ia menjadi wanita mandiri yang tak hanya berhasil menghidupi dan mendidik 7 anaknya, namun juga 15 ribu santrinya hingga kini.

Sangat Menginspirasi, semoga kita pun bisa seperti yang disabdakan baginda Rasulullah Muhammad, bisa memberi manfaat bagi sebanyak mungkin manusia dengan kondisi dan kemampuan kita masing-masing.

Baginda Rasulullah mengatakan:
"Sebaik-baik dari kalian adalah yang bisa memberikan manfaat kepada banyak orang."
Qowim Musthofa
Qowim Musthofa Blogger yang tinggal di Bantul. Mengajar di Institut Ilmu al-Qur'an (IIQ) An-Nur Yogyakarta. Terima kasih telah berkunjung. Korespondensi melalui surel: janurmusthofa@gmail.com

Post a Comment