Karakteristik Ilmu Tajwid

Table of Contents

Ilmu tajwid, sebagaimana kita tahu merupakan sebuah ilmu yang bisa kita katakan sebagai ilmu yang khusus membahas tentang cara membaca Alquran.

Dan, kita juga harus tahu bahwa cara membaca Alquran harus melalui belajar bertemu dengan guru. Inilah karakteristiknya. Dan mungkin satu-satunya karakter yang paling penting yang dimiliki oleh ilmu satu ini.

Tajwid tidak bisa dipelajari tanpa guru alias otodidak. Kita bisa belajar matematika secara otodidak dan bisa, tapi tajwid tidak bisa.

Mungkin, hari ini banyak sekali kita temukan aplikasi, program-program, dan kanal-kanal di Yutub yang bisa kita akses untuk belajar tajwid, tapi itu tidak bisa kita jadikan sebagai landasan untuk belajar tajwid. Tidak bisa.

Mengapa? Meskipun kita tahu pergerakan bibir secara virtual di Yutub, tapi kita tidak mengukur kebenaran bacaan kita dengan diri sendiri.

Kita harus sabar, bertemu guru, berhadap-hadapan, membaca Alquran di depannya. Tajwid adalah ilmu praktik, bukan ilmu teoritis.

Kenapa harus bertemu? Nah ini yang akan kita bahas lebih lanjut, kita akan membahas dalam hal kasus-kasus yang spesifik.  

Pertama. Soal bibir. 

Kita harus betul-betul melihat bagaimana bibir guru kita dalam membaca huruf-huruf tertentu. Misalnya huruf shad, yang merupakan salah satu huruf isti'la seharusnya dibaca dengan bibir mecucu.

Seperti apa mecucunya, seberapa, dan bagaimana posisi bibirnya yang tepat? Ini tidak bisa diselesaikan dengan membaca, tapi harus melihat secara langsung.

Ini baru hurufnya, belum nanti kalau sudah ketemu waqaf raum, isymam, tashil dan lainnya. Ini tidak bisa kita selesaikan hanya dengan membeli aplikasi atau program belajar tajwid tanpa guru atau lainnya.

Kedua. Tentang suara. 

Suara juga menentukan benar tidaknya sebuah bacaan, misalnya untuk membedakan huruf hamzah dan ain. Sekilas tampak sama suaranya, sebab sama-sama mengeluarkan suara A.

Kita tidak akan tahu bedanya kedua huruf tersebut tanpa memperdengarkan bacaan kita kepada seseorang yang tahu tentang perbedaan tersebut.

Ketiga, Soal tulisan. 

Tulisan Alquran atau bisa kita sebut sebagai rasm juga mempunyai karakteristik sendiri, misalnya lafadh ash-sholah dan az-zakah, keduanya pastilah ditulis dengan waw setelah lam dan kaf. Tapi hal itu tidak dibaca wawnya, artinya kita tetap membaca ash-sholah bukan ash-shaluh, az-zakah bukan az-zakuh. 

Itu baru dua lafadh, sedangkan banyak sekali lafaz-lafaz di dalam alquran yang tidak sesuai bacaan dengan tulisannya, sebab rasm mushaf ditulis dengan kaidah-kaidah tertentu, bukan sebagaimana tulisan arab yang kita ketahui saat ini.

Mungkin cukup sekian tentang karakteristik ilmu tajwid. Intinya adalah tidak mungkin kita atau ada orang yang belajar membaca alquran secara otodididak, sama sekali tidak ada kemungkinan untuk bisa.

Qowim Musthofa
Qowim Musthofa Blogger yang tinggal di Bantul. Mengajar di Institut Ilmu al-Qur'an (IIQ) An-Nur Yogyakarta. Terima kasih telah berkunjung. Korespondensi melalui surel: janurmusthofa@gmail.com

Post a Comment