Liziqi; Youtuber Perempuan dari China Vlog Memasak Bernuansa Klasik

Table of Contents

Bermula dari iseng-iseng mencari video di youtube tentang masak, ketemulah saya channel Liziqi ini kira-kira 1 tahun yang lalu. Video pertama yang saya tonton adalah tentang produksi dan mengolah ulat sutera. Seingat saya, Subscriber waktu itu masih di angka 2jt.

Pada saat artikel ini ditulis subscriber sudah di angkat 6jt lebih. Angka yang luar biasa.

Di video tersebut, Liziqi memperlihatkan mulai dari beli bibit ulat, merawat, panen, mencuci bersih, menjemur, mewarnai hingga menjadi kain dan dijahit sendiri.

Ia menjual sebagian hasil dari panen sutera tersebut, sisanya dijadikan sebagai selimut, bantal, dan baju kepada neneknya.

Tanpa pikir panjang saya langsung subscribe.

Pemberitahuan demi pemberitahuan yang saya dapatkan setiap video terbarunya, menggerakkan hati saya untuk tahu siapa sebenarnya Liziqi.

Ada dua sumber yang saya pakai untuk menulis artikel ini, yakni Liziqishop.com dan raknife.com jadi ini akan seperti semacam rangkuman saja.

Di blognya, saya suka kutipan yang dipajang di header blog
Life isnt easy, but you can live with your heart - Hidup memang tidak mudah, kecuali kalau kamu bisa hidup dengan hatimu. 
Kutipan di atas akan saya bahas sedikit ya di bagian akhir tulisan ini.

Siapa Liziqi?

Liziqi lahir pada tahun 1990 di desa terpencil Pingwu, Kota Mianyang, Provinsi Sichuan, China. Ia punya masa kecil yang kurang bahagia, sebab orang tuanya bercerai, tak lama kemudian ayahnya meninggal.

Ia hidup bersama eyangnya. Meskipun mereka hidup miskin, namun secara kehidupan stabil dalam hal kedaulatan pangan, sebab eyangnya punya perkebunan. Liziqi banyak belajar mengolah bahan-bahan makanan tersebut dari eyangnya.

Selain memasak dan berkebun, ia juga pandai mengolah bambu, dijadikan sebagai kursi, meja bahkan hiasan dinding di halaman belakang rumahnya. Tak hanya itu, ia juga memamerkan kemampuannya dalam hal menganyam. Jemarinya sangat terampil untuk hal semacam itu.

Istri saya aja setelah nonton beberapa vlognya, bilang "Wah, jadi suaminya bakalan nganggur aja ini, semua udah ditangani sendiri" Kami ketawa aja.



Perjalanan Liziqi Menjadi Seorang Vlogger

Liziqi pernah hidup di kota pada usia 14 tahun, ia sekolah setara SMP di sana, namun ia drop-out lalu bekerja, ia menjadi pekerja serabutan di kota, ia pernah menjadi pelayan restoran bahkan menjadi seorang DJ di club malam. 

Di blognya, ditulis bahwa pengalamannya di dunia DJ memberikan sumbangan besar dalam tekniknya mengedit video.

Perjalanan tersebut tidak berlangsung lama sebab eyangnya sakit-sakitan, hal ini membuat ia merasa harus kembali ke desa.

Ia merawat eyangnya seorang diri, untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari ia menggarap lahan dan tentunya memutar otak agar hasil panennya tersebut bisa laku di pasar.

Ia mulai membuat video pendek sendiri, isinya tentang hasil berkebun dan kreatifitas memasaknya yang beraneka ragam, lalu video tersebut ia unggah di media sosial di China, maipai namanya.

Pada awalnya tidak ada yang tertarik dengan konten-konten tersebut, namun setelah beberapa waktu ia mengunggah video tersebut di Weibo (semacam twitternya China), pada saat itulah ia mulai dikenal banyak orang.

Video-videonya membuat masyarakat China merasa diwakili kehidupan klasiknya oleh Liziqi. Hal ini terjadi pada tahun 2016.

Pada tahun berikutnya 2017, Liziqi menjadi orang terkenal di China sebagai "An Oriental Lifestyle Foodie" (bisa minta tolong ini terjemahan yang pas gimana ya... :D)

Orang-orang menaruh perhatian kepada Lizqi karena memang gayanya klasik, kita merasa sedang melihat gaya hidup orang China di masa lalu. Muali dari dapurnya, cara memasaknya, hingga pakaiannya. Apalagi, Liziqi memang punya paras yang menawan.

***

Tahun-tahun milenial memang menjadi tahun industri dan teknologi, bagi saya Liziqi mempunyai kreatifitas untuk andil di realitas milenial, tapi tetap mempertahankan kulturalnya sebagai orang Timur.

Prestasi yang dicapai oleh Liziqi di Youtube juga menunjukkan bahwa, sebenarnya manusia modern, kita ini merindukan hal-hal yang bersifat natural. Mereka sudah bosan dengan kebisingan di kota. Mereka terjebak oleh rutinitas yang sulit dimaknai. Sleep - eat - poop (repeat)

Karenanya, slogan Liziqi di blognya bisa kita jadikan sebagai renungan, bahwa kehidupan yang "sulit" itu hanya karena kita tidak puas dengan diri sendiri, sebab kita terlalu sibuk peduli dengan hal-hal yang bersifat lahiriah.

Jika kita bisa menggunakan hati kita untuk memaknai dan menjalani hidup ini, kita akan terus merasa puas dan bersyukur. Setidak-tidaknya, kita masih hidup, artinya kita masih punya kesempatan untuk melakukan kebaikan, daripada mereka yang sudah meninggal dunia.



Qowim Musthofa
Qowim Musthofa Blogger yang tinggal di Bantul. Mengajar di Institut Ilmu al-Qur'an (IIQ) An-Nur Yogyakarta. Terima kasih telah berkunjung. Korespondensi melalui surel: janurmusthofa@gmail.com

Post a Comment